UKPM PIJAR PENDIDIKAN – Data terbaru memaparkan bahwa hasil survei terkait terpaparnya mahasiswa universitas jember oleh paham radikal, survei tersebut diambil dari hasil penelitian oleh Alvara Pusat Penelitian pada tahun 2017 lalu menyajikan presentase mahasiswa yang didukung dengan negara Islam dan perlu diperjuangkan untuk menggunakan islam oleh kaffah angka 23,5% lebih tinggi dari pelajar (16,3). Ditambahkan lagi hasil penelitian oleh SETARA Institusi untuk Democrasi dan Perdamaian pada tahun 2019, menambahkan sebanyak 10 perguruan tinggi dan 39% mahasiswa terpapar radikal oleh Direktur Riset setara Institut.
Data diatas kemudian dibuat menjadi mahasiswa universitas jember muncul di antara pihak yang memperjuangkan dan pihak yang mengingikan kondusifitas, aroma eksistensi deras sekali muncul dari kedua pihak. Bagaimana mungkin dalam kelembagaan mahasiswa yang bergerak di zona vertikal dan horizontal mendadak memunculkan kebebasan atas respons mahasiswa atas tuntutan kebenaran serta bersihnya radikalisme di kampus UNEJ.
Ratusan mahasiswa dengan solidaritas tinggi koordinasi dan turun ke jalan bersama-sama melangkahkan kaki menuju Gedung Rektorat Universitas Jember untuk beraudiensi, Rabu (11/12/2019).
Ketua BEM Universitas Jember, Ahmad Fairuz Abadi, memberi masukan agar pihak kampus mengadakan kegiatan Organisasi Mahasiswa (Ormawa), meskipun di Unej Kampus Bondowoso minoritas Ormawa.
Audiensi bergeser pada Kepala Bagian Kemasiswaan Universitas Jember M. Jazuli, “mahasiswa baru diberikan materi dalam Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam mata kuliah umum sebagai bentuk pembahasan radikalisme”, dirilis. Namun demikian, percobaan mata yang terkait ini, untuk massa yang dilakukan siswa masih belum memungkinkan untuk meminimalkan hasil survei yang terkait dengan mahasiswa Universitas Jember oleh paham radikal.
Disisi lain masalah ketimpangan Unej mengenai fasilitas dan SK berdirinya Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) menuai keresehan dari mahasiswa UNEJ Kampus Bondowoso, “masih ada fasilitas yang sampai saat ini belum terselesaikan seperti masjid, dan juga masalah air yang kadang kering. Selain itu, UKM Kampus Bondowoso masih belum memiliki, dan 14 UKM yang masih belum diberikan Surat Keputusan (SK), kemudian SK dan tidak menyediakan dipenuhinya dana cair untuk pelaksanaan kegiatan. ” Ujar Firda eka kurniasari mahasiswa jurusan ekonomi syariah yang juga anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Kampus Bondowoso.
Permasalahan ini dijawab Kepala Bagian Kemasiswaan Universitas Jember M. Jazuli terkait dengan Kampus Bondowoso, “terkait itu bukan masalah ketimpangan, tetapi prosedur hukumnya, karena ada Program Studi (Prodi) tidak sesuai dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), maka perlu bantuan untuk menyesuaikannya” , WIB.
Pewarta: Adam M.
Editor: Zulfa Ihsan
Sumber: lpmpijar.jejaring.org