Menu

Mode Gelap
 

Opini · 20 Feb 2021 15:17 WIB ·

Keadilan Sosial, Untuk Siapa ?


 Keadilan Sosial, Untuk Siapa ? Perbesar



 M. Saini*)

Bertepatan pada tanggal 20 Februari. Masyarakat dunia merayakan hari yang ketika di baca dan tafsirkan sekilas itu bisa menyenangkan hati, bahkan mungkin sampai pada kata euforia. Berkaitan dengan hal tersebut sangatlah wajar. Pasalnya, hari keadilan sosial se-dunia merupakan kepanjangan tangan dari apa yang sangat diharapkan masyarakat dunia, yaitu kata ‘keadilan’ dan ditambah dengan kata ‘sosial’. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maka akan menghasilkan pengertian yang sangat dalam dan substansial. Di lansir dari jurnal yang dikeluarkan oleh UPN “Veteran” Yogyakarta. Ir. Soekarno mendefinisikan keadilan sosial sebagai berikut;

“Keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakatadil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan”.

Pengertian tersebut apabila disandingkan dengan sejarah dan tujuan adanya hari keadilan sosial dunia, maka muaranya akan sama yaitu “kesejahteraan” dalam segala aspek, seperti; ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain sebagainya.

Berkaitan dengan hal tersebut, tidak jauh dengan apa yang dibicarakan oleh Paulo Freire dalam bukunya yang ketika diterjemahakan memiliki judul “Pendidikan Kaum Tertindas”. Buku tersebut juga mengulas tentang penindasan. Paulo Freire  mengatakan dalam bukunya,bahwa humanisasi merupakan fitrah manusia, jadi seharusnya tidak ada yang namanya penindasan. Adanya penindasan di karenakan adanya penindas dan yang tertindas. Humanisasi tidak hanya membebaskan si tertindas namun juga penindas dari dehumanisasi (tidak berprikemanusiaan). Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan cara si tertindas mempunyai kesadaran_Karena penindas sulit untuk mempunyai kesadaran karena akan lebih condong untuk mempertahankan status QUO_ untuk memperjuangkan humanisasi tanpa mempunyai pikiran apalagi tindakan untuk menjadi penindas-penindas kecil.

Dari beberapa referensi diatas maka akan muncul pertanyaan “sebenarnya untuk siapa sih keadilan sosial ?” ketika pertanyaannya seperti itu muncul di kepala, maka bisa di jawab secara spontan dengan jawaban “untuk manusia/masyarakat”. Dari jawaban tersebut akan muncul pertanyaan baru “manusia/masyarakat yang mana ? pertanyaan kedua, akan membuat kita sedikit berpikir.

Disini penulis akan mengulas beberapa hal. Berikut ulasannya;

Dalam film dokumenter (Sexy Killers). Film hasil penjelajahan 2 jurnalis terkemuka (Dandhy D. Laksono dan temannya)_sangat jelas bahwa ketidak seimbangan sosial itu terjadi. Penulis akan mengambil contoh bagaimana batu bara dan kelapa sawit sudah menjadi hasil alam yang mensejahterakan manusia dibelahan bumi tertentu dan juga menyengsarakan manusia dibelahan bumi yang lain. Sebenarnya ini bukan soal batu bara dan kelapa sawitnya, namun hal itu terjadi karena sistem yang dibuat dan di jalankan oleh manusia/masyarakat tertentu.

Penulis akan mengambil contoh, suatu masyarakat dengan santai menikmati weekend nya dengan menonton televisi dengan di temani minuman segar yang diambil dari kulkas, dan di tambah lagi ruangan ber-AC yang membuatnya makin rileks dalam menjalani kehidupannya. Kesantaian dan ke-rileks-an itu, tidak kemudian juga di rasakan oleh masyarakat dibelahan dunia lainnya karena untuk menghidupi televisi, kulkas, dan AC tersebut membutuhkan batu bara yang di tambang dan diangkut. Kedua hal itu (ditambang dan diangkut) mengakibatkan permasalahan, seperti saat di angkut dengan kapal besar yang melintasi lautan/perairan. Kapal pengangkut terkadang menurunkan jangkar seenaknya yang membuat terumbu karang rusak dan mengakibatkan ikan berkurang. Nelayanlah yang terkena dampak dalam hal ini, terutama pada aspek perekonomian. Sehingga dari pada itu, tidak menutup kemungkinan menjalar ke aspek-aspek yang lain. Bahkan tidak jarang juga dampak yang terjadi sampai pada perenggutan nyawa manusia_akibat dari lubang besar, bekas penambangan. Itu contoh kecil dampak dari penambangan batu bara. Artinya masih banyak lagi dampak negatif lain yang terjadi.

Disisi hasil alam yang lainnya, yaitu kelapa sawit. Kelapa sawit menjadi bahan pembuatan minyak goreng, salah satu komposisi sampo, sabun mandi, dan lain sebagainya. Bahkan kelapa sawit pun menjadi salah satu bahan untuk pembuatan beberapa bahan bakar. Dengan produk perkebunan tersebut, manusia/masyarakat tertentu bisa sejahtera dengan menanam modal untuk kelapa sawit yang akhirnya bisa meraut hasil yang fantastis atau hanya menggunakan produk-produk praktis yang terbuat dari kelapa sawit untuk menyambung hidupnya, seperti; menggoreng tempe menggunakan minyak goreng, dan lain-lain. Namun, manusia/masyarakat tertentu akan mengalami kesengsaraan._Sekali lagi bukan soal kelapa sawitnya, namun sistem pengelolaannya. Banyak lahan petani yang diserobot dan bahkan ada yang dipenjarakan dengan dalih merusak/mencuri kelapa sawit,_padahal itu lahannya sendiri yang tiba-tiba ditanami kelapa sawit oleh perusahaan. Sekali lagi itu contoh kecil dari dampak adanya komoditas dunia yang bernama kelapa sawit.

Dari contoh diatas, lalu kembali lagi pada pertanyaan “manusia/masyarakat yang mana?”. Apakah sebenarnya keadilan sosial ini seperti kata “Pahlawan”. Kata Pahlawan dalam kajian filsafat yang dibawakan Fahrudin Faiz menyatakan bahwa “tidak ada pahlawan yang universal”, artinya pahlawan hanya dianggap oleh satu sisi saja, sisi yang lain menganggap perusak, bedebah, dan lain sebagainya. Seperti contoh, Ir. Soerkarno di anggap pahlawan dari sisi masyarakat Indonesia, namun bagaimana dari sisi Belanda ? bisa di anggap bedebah.

Atau jangan-jangan keadilan sosial ini seperti kebenaran ketika tidak ada kesalahan, maka kebenaran itu pun bisa-bisa tidak ada juga. Berarti untuk mencapai “keadilan sosial” harus ada “ketidakadilan sosial”. Apakah seperti itu ?, semoga tidak begitu.

Wallahu`alam

*) Mahasiswa Unej (PU UKPM Pijar 2021)

Sumber;

Freire, Paulo. 2008. Pendidikan Kaum Tertindas. LP3ES. Jakarta.

Herawati, Yunie. 2014. Konsep Keadilan Sosial Dalam Bingkai Sila Kelima Pancasila. Yogyakarta (18:1).

Watchdoc Image. SEXY KILLERS (Full Movie). https://youtu.be/qlB7vg4I-To [diakses pada, 12 Februri 2021].

Watchdoc Image. ASIMETRIS (full movie). https://youtu.be/2OhaxAalJdk [diakses pada, 15 Februari 2021].

Kumparan. 2021. Sejarah dan Tema Hari Keadilan Sosial Sedunia yang Diperingati Hari Ini. https://bit.ly/3qHXLCE [diakses pada, 20 Februari 2021. 13:15 WIB]

Editor : AFA; Achmad Fuji Asro

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kecenderungan Perilaku Self-Harm pada Mahasiswa

29 Februari 2024 - 21:47 WIB

Menjadi Warga Bijak dengan Pemilu

13 Februari 2024 - 05:55 WIB

Membangun Citra: Pentingnya Personal Branding di Era Digital

11 Februari 2024 - 22:06 WIB

Perubahan Karakteristik Seorang Paslon dalam Berkampanye untuk Menutupi Masalah Politik Terdahulu

8 Februari 2024 - 19:48 WIB

Rencana Kominfo Memblokir Developer Game Online Perlu Direvisi

7 Februari 2024 - 00:31 WIB

Sistem Pembelajaran Daring dalam Lingkungan Kampus

5 Februari 2024 - 12:12 WIB

Trending di Opini