Menu

Mode Gelap
 

Opini · 21 Feb 2021 05:06 WIB ·

Peringati Hari Bahasa Ibu International 21 Februari 2021, Refleksi Agar Tetap Lestarikan Bahasa Daerahnya


 Peringati Hari Bahasa Ibu International 21 Februari 2021, Refleksi Agar Tetap Lestarikan Bahasa Daerahnya Perbesar



Achmad Fuji Asro*)

Tepat hari ini, Minggu, 21 Februari 2021 seluruh warga dunia memperingatai hari Native Speaker International atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Hari Bahasa Ibu Internasional. Tidak hanya hari ini, Peringatan yang memang bertujuan untuk mengingatkan agar seluruh  warga dunia akan kebudayaan asalnya terutama bahasa Ibunya itu sudah diperingati sejak 21 Februari 1999 oleh Unesco tepatnya pada tanggal 17 November 1999.

Berbicara mengenai Bahasa Ibu tentunya juga menyinggung dan tidak akan lepas dengan  suku-suku yang melatar belakangi pengguna bahasa tersebut. Sebut saja di Indonesia sendiri. Menurut sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistis Republik Indonesia tahun 2010 yang mendapatkan data dan informasi terkait dengan Suku Bangsa Indonesia yang mencatat ada sekitar 300 Kelompk etnik yang terdiri dari 1.340 suku.  Kalau bisa disebutkan, suku-suku yang terjadi banyak sekali tesebar di seluruh kepulauan di Indonesia. Karena memang Negara Kesatuan Republik Indonesia ini merupakan  negara kepulauan yang antar pulaunya dipisahkan oleh selat-selat lautan sebagai penghubung bahwasanya negara Indonesia merupakan negara yang kuat atas dasar kekuatan persatuan tersebut. Itulah makna yang bisa ditangkap dari sebuah selat yang ada di Negara tercinta Republik Indonesia Ini.

Membahas lebih mendalam lagi terkait dengan suku yang ada. Dapat kita ambil contoh sampel sedikit saja suku yang ada di Pulau Jawa. Pulau yang memang padat penduduk ini pada awal kemerdekaan  hanya berjumalah tiga provinsi yaitu terdiri atas Provinsi Jawa Barat; Jawa Tengah; dan Jawa Timur. Kini Provinsi yang mayoritas bersuku  Jawa tersebut sudah mencapai enam provinsi ditambah satu daerah Istimewa. Ketika dirincikan akan diketahui bahwasanya Provinsi tersbut ialah Banten; DKI Jakarta; Jawa Barat; Jawa Tengah; Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta semenjak diperlakukannya Otonomi Daerah.yaitu pada tahun 1999 atas dasar UU no 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah. Ketika melihat keadaan seperti itu, berkaitan dengan Tipologi Masyarakat yang ada. Menurut Badan Pusat Statistik 2010 berkaitan dengan suku yang mendiami suatu wilayah menyebutkan dan menghasilkan sebuah data yaitu bahwasanya di Pulau Jawa terdapat beberapa suku diantara yaitu Suku Jawa sebagai suku mayoritas dengan jumlah populasi 95,2 juta jiwa, disusul dengan Suku Sunda 36,7 Juta Jiw, berikutnya ada suku Madura dengan 7,2 juta jiwa selanjutnya ada suku Betawi dengan 6,8 juta jiwa.  Belum lagi ada suku Baduy di Banten dan Suku Tengger di Jawa Timur yang luput dari pendataan.

Banyaknya suku terutama di pulau Jawa tersebut tentunya memberikan berbagai macam Budaya yang ada terutama dalam hal budaya  Bahasa yang digunakan. Menurut Badan Pusat Satistik tahun 2015 menyebutkan bahasa Daerah di Indonesia terdiri dari 718 bahasa. Banyaknya bahasa daerah tersebut tentunya didalamnya juga terdapat bahasa Ibu sebagi bahasa utama dan pertama yang diperole oleh setiap manusia dalam berkomunikasi dengan yang lainya. Diantara bahasa daerah  yang menjadi bahasa ibu tersebut bisa diambil  contoh yaitu Bahasa Jawa, Madura, Sunda dan masih banyak lainnya.

Banyaknya suku dan  bahasa yang ada ini  merupakan sebuah sebuah kekayaan budaya yang seharusnya terus dipertahankan. Mengingat saat ini banyak dan gencarnya arus informasi masuk dengan menggunakan bahasa yang bukan bahasa  Ibunya. Terutama Bahasa Asing  yang terkadang mendoktrin dan  memaksa agar penikmat informasi tersbut untuk menggunakan bahasa tersebut. Meskipun, bahasa asing juga teramat sangat penting untuk jalannya roda komunikasi dengan pihak luar. Akan tetapi, penggunaan bahasa ibu juga patut untuk dipertahankan agar tidak hilang tergerus oleh perubahan Zaman.

Seperti  kata pepatah Cintai Bahasa Indonesia, Kuasai Bahasa Asing, Lestarikan Bahasa Daerah. Mengingatkan semua orang agar senantiasa menguasai bahasa manapun terutama bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan Juga Bahasa Daerah sebagai bahasa Ibu agar tidak punah serta menguasai bahasa Asing agar memahami terkait dengan peristiwa yang ada di bagian bumi, terutama di luar negeri sehingga segala informasi dari manapun bisa tetap didapatkan.

*) Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Referensi;

Hidayah, Z. 2015. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Yogyakarta : Yayasan Obor Indonesia

BPS. 2021. Mengulik Data Suku Di Indonesia.  https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di-indonesia.html (di akses pada 21 Januari 2021 pada pukul 10:30)

Wikipedia. 2021. Daftar Bahasa di Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia (di akses 21 Januari 2021 pada puku 10:54)

Penulis : Achmad Fuji Asro

Editor : Alvin Khoiriyah

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Benarkah Universitas Impian Menjadi Tolok Ukur Kesuksesan Mahasiswa?

23 April 2024 - 18:59 WIB

Pandai Membaca Manfaat dan Tantangan Teknologi

23 April 2024 - 18:10 WIB

Kecenderungan Perilaku Self-Harm pada Mahasiswa

29 Februari 2024 - 21:47 WIB

Menjadi Warga Bijak dengan Pemilu

13 Februari 2024 - 05:55 WIB

Membangun Citra: Pentingnya Personal Branding di Era Digital

11 Februari 2024 - 22:06 WIB

Perubahan Karakteristik Seorang Paslon dalam Berkampanye untuk Menutupi Masalah Politik Terdahulu

8 Februari 2024 - 19:48 WIB

Trending di Opini