Pena Pijar-Artikel, Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan pepatah yang mengatakan bahwa “Tak kenal maka tak sayang”. Sebenarnya sayang di sini memiliki cakupan yang sangat luas, salah satunya adalah agar ke depannya kita jauh lebih mudah untuk mendalami dan mengerti isi hati seseorang. Begitu pun seorang penulis, ketika penulis hendak menulis suatu karya sudah sewajarnya penulis tersebut harus mengetahui seluk beluk karya jenis apa sih yang akan dia tulis? Lantas, bagaimana hal tersebut memiliki urgensi yang sangat penting? Hal ini dikarenakan ketika seorang penulis mengetahui tingkat dasar dari jenis karya tersebut tentunya akan memudahkan dia dalam menciptakan suatu karya yang mengesankan. Mengingat karya sastra memiliki banyak ragam, salah satu jenisnya adalah puisi.
Untuk itu sebelum mulai berkarya membuat puisi, hendaknya teman-teman mengetahui terlebih dahulu tentang dasar-dasar mengenai karya puisi. Puisi merupakan karangan atau tulisan yang berusaha untuk mengungkapkan perasaan penulisnya dengan rangkain kata-kata yang tidak terikat aturan tetapi memiliki daya estetis. Puisi memiliki 2 unsur yaitu unsur fisik dan unsur batin. Nah, tentunya sudah pasti untuk memberikan nyawa dalam suatu puisi, seorang penulis harus melengkapi unsur-unsurnya, supaya karya yang dihasilkan dapat hidup ketika dibacakan.
Unsur Batin
- Tema, merupakan pokok pikiran yang dijadikan sebagai dasar sebelum mengarang. Penulis hendaknya benar-benar menyelami tema yang akan diubah ke dalam bentuk tulisan. Terkadang, cakupan tema yang terlalu luas dan umum membuat seorang penulis kebingungan dengan apa yang akan ditulisnya. Begitu pun karya yang dihasilkan cenderung biasa dan monoton. Sehingga, penulis perlu panda-pandai dalam memilah-milah tema yang ada menjadi sub tema yang lebih terukur.
Tips: ketika kalian mengikuti lomba kepenulisan yang temanya sudah disediakan oleh penyelenggara, jangan serta merta menulis karya dengan tema yang terlalu gamblang. Misalnya ada lomba menulis puisi tema cinta. Kebanyakan penulis yang masih awam pasti akan menulis puisi yang isinya mendeskripsikan cinta, hal tersebut tidaklah salah, tetapi umumnya juri memilih peserta yang mau menggali lebih dalam tema yang ada. Sehingga dari tema cinta tersebut kita bisa menulis misalnya tentang cinta kepada ibu, cinta kepada seseorang secara diam-diam, atau bisa juga menuliskan kisah cinta tokoh terkenal dalam karya kita.
- Perasaan penulis, puisi yang bagus adalah puisi yang mampu menyentuh hati pembacanya. Perasaan ini biasanya dipengaruhi oleh latar belakang penulis itu sendiri, meliputi latar belakang sosial, latar belakang usia, latar belakang pendidikan, dsb. Untuk itu seorang penulis hendaknya mengetahui terlebih dahulu suasana hatinya ketika sedang menulis, sehingga dari hal itu penulis bisa menuangkan perasaannya dengan baik dalam bentuk tulisan. Misalnya seorang penulis sedang dalam perasaan yang kalut karena baru saja berduka, dari suasana hati itu penulis bisa memanfaatkannya dengan menulis apa yang dia rasakan sehingga tercipta puisi yang berhasil memikat hati pembacanya.
- Amanat, merupakan pesan yang disampaikan oleh penulis melalui karya yang ditulis. Puisi akan lebih bermakna ketika penulis berhasil menggambarkan amanat yang ingin disampaikan. Pada dasarnya amanat ini bersifat tersirat atau tidak secara gamblang dituliskan dalam teks puisi. Namun, ada juga penulis yang menuliskan secara terang-terangan amanat yang ingin disampaikan.
Contoh puisi yang amanatnya disampaikan secara langsung oleh penulisnya:
Jangan Menangis lagi, Rimba
Oleh: Adi Saputra
Terlampau berlimpah gelimang air mata yang merintik dari kelopak netra sang Rimba
Sudah masanya anak-anak pertiwi menyudahi kegamangan hati hutan yang tersisa
Tips: Sebelum mulai menulis puisi, alangkah baiknya kita menentukan terlebih dahulu amanat apa sih yang akan disampaikan dalam karya tersebut? Mengapa hal itu penting? Karena puisi akan lebih hidup dengan pemberian amanat sehingga pembaca mampu menilai bahwa puisi yang kita tulis layak untuk dibaca. Jadikan amanat sebagai tujuan akhir puisi yang harus bisa tersalurkan kepada pembaca. Misalnya, akhir-akhir ini sedang marak pelecehan seksual, penulis bisa menyampaikan pesan berupa pengaruh negatif pelecehan seksual dalam sebuah karya puisi.
Unsur Fisik
- Diksi dan kata konotasi. Pada dasarnya diksi dalam puisi bukan hanya tentang pemilihan kata-kata yang indah belaka. Namun, diksi di sini adalah kelihaian penulis dalam melakukan pemilihan kata yang memerhatikan keseimbangan dan keserasian antarkata. Penggunaan kata kias/kata sanskerta yang berlebihan bukanlah hal yang mengesankan. Justru hal tersebut akan membuat pembaca sedikit susah dalam menyerap puisi yang isinya didominasi oleh kata kias. Oleh karena itu, untuk menciptakan puisi bernyawa, penulis harus bisa menempatkan mana yang harus menggunakan kata kias dan mana yang cukup menggunakan kata umum. Sehingga terciptalah keseimbangan di setiap larik puisi. Penempatan kata kias atau kata sanskerta juga perlu diperhatikan, apakah ketika dibaca keseluruhannya sudah pas dengan kata sebelum atau sesudahnya. Dari keseimbangan dan keserasian penggunaan kata kias tersebut maka akan lahir puisi yang pas.
Tips: Jika teman-teman tidak ingin menggunakan kata sanskerta dalam puisi dikarenakan pembaca takut mendapati kesulitan, maka teman-teman bisa menggunakan trik dasanama. Teman-teman bisa mencari sinonim atau kata yang semakna dengan kata yang akan digunakan. Pilihlah sinonim yang dirasa jauh lebih indah ketika dibaca menggunakan kamus tesaurus.
- Rima. Dalam menulis sebuah karya puisi, penulis tidak diikat dengan aturan kepenulisan apapun, sehingga bebas untuk berkreasi menciptakan puisi yang dapat menarik hati. Namun, puisi akan jauh lebih berkesan dan enak dibaca ketika terdapat keseirasan rima di setiap lariknya. Tentunya puisi yang ditulis akan jauh lebih manis. Untuk itu penulis harus berusaha mengusahakan untuk memadukan kata sehingga rima di setiap larik memiliki daya tarik.
- Majas. Majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain. Penggunaan majas ini diperlukan untuk memberikan kesan tertentu dalam sebuah tulisan. Hal tersebut dapat berupa perumpamaan, perbandingan, atau pertentangan. Majas yang sering ditemukan dalam puisi antara lain majas personifikasi, majas hiperbola, dan majas metafora.
Nah, itu tadi merupakan 6 unsur dalam puisi yang membuat puisi lebih bernyawa dan mampu memikat hati pembacanya. Kelengkapan unsur-unsur tersebut tentunya akan mampu menyusun karya puisi yang indah. Oleh karena itu, penulis sebisa mungkin memaksimalkan tiap-tiap unsur yang ada. Sebelum berkarya selalu ikuti kata hati dan jangan biarkan presepsi buruk orang menghalangimu untuk berkarya. (Adi Saputra)