Pena Pijar, Opini – Menghitung mundur 96 jam menyambut hari bersejarah bagi kebangkitan pemuda merah putih merupakan spirit sekaligus refleksi mendalam bagi kompas kemajuan bangsa.
Faktanya, hari kebangkitan pemuda itu ditandai dengan sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober setiap tahunnya oleh semua komponen bangsa. Kebijakan (Virtues) ini menerangkan bahwa Bangsa Indonesia memiliki cita – cita luhur terhadap arah pembangunan bangsa yang lebih baik melalui gagasan dan tangan – tangan pemuda.
Sumpah pemuda yang merupakan tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia tentulah tidak lahir dengan mudah. Historical mindedless di zaman itu, pemuda dari Aceh sampai Papua, pemuda dari pulau Mianga sampai Pulau Rote berkumpul dengan barisan wilayah masing – masing dalam satu forum “Pemoeda Indonesia”.
Luar biasanya, mereka yang tidak berbekal kompas dan gadget sebagai media komunikasi dan shareloc, sama sekali tidak menyurutkan perjuangan pemuda kala itu untuk menuju gedung Indonesische Clubgebouw, yang kini berada di Jalan Kramat 106 dan kemudian dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.
Momen Sumpah Pemuda tentunya menjadi tonggak dimulainya pergerakan organisasi pemuda di Indonesia sejak tahun 1900-an hingga saat ini. 4 hari menjelang agenda nasional “Hari Sumpah Pemuda” seyogyanya menjadi refleksi mendalam bagi Pemuda Indonesia.
Seraya memperingati dan merefleksikan Hari Sumpah Pemuda, seratan pidato dari Founding Father Indonesia Bapak Ir. Soekarno mengatakan “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia.” Serat ini tentunya mengandung mahadahsyat value untuk kita para pemuda tonggak bangsa.
Pemuda yang sudah cakap akan IPTEK, yang diharapkan terus berkolaborasi. Pemuda yang sudah mapan dari segi intelektual berkat kemerdekaan berserikat dan belajar juga tentunya diharapkan dalam hal mempertahankan jati diri dan karakter anak bangsa dengan ditandainya adab yang santun, dan ramah di mata dunia. Dan pemuda yang mewarisi nilai – nilai luhur dari Bangsa Indonesia, tentunya sangat diharapkan menjadi elemen garda depan pembela bangsa baik dari segi intelektual, dan pergerakan positif melalui spirit kemerdekaan.
Penulis: Rafi Sofyan