Pena Pijar, Berita – Kewajiban Perguruan Tinggi (PT) sebagai fasilitator dalam menunjang aktivitas akademik dan non akademik mahasiswa. Seharusnya kegiatan perkuliahan memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap. Namun, berbeda dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (Unej) yang tak memadai. Dampak dari minimnya fasilitas kampus menuai sorotan ketika salah seorang mahasiswa baru (maba) pingsan saat materi PKKMB.
Diketahui maba tersebut pingsan karena suhu diruangan yang pengap dan panas. Situasi tersebut diperparah dengan Air Conditioner (AC) ruangan yang mati.
Pendamping kelas Tri Laelyyatul Jannah mengatakan, AC tidak hidup sejak pertama masuk ruangan. Kondisi kelas tertutup membuat temperatur semakin panas. Sehingga salah seorang maba yang kondisi badannya tidak fit jatuh pingsan.
“Jangankan AC kipas angin pun tidak ada disini, bisa dibayangkan seperti apa didalam ruangan tertutup tanpa pendingin apapun. Jadi tidak heran kalau ada yang sampai pingsan. Seluruh maba mengeluhkan hal ini,” kata Lely saat dikonfirmasi, Selasa (16/08/2022).
Lely menambahkan, tidak nyalanya AC ini sudah dilaporkan sebelum kejadian ini terjadi tepatnya, Senin (15/08/2022). Pihak fakultas menjanjikan hari Selasa akan memperbaikinya.
Pihak fakultas dirasa kurang tanggap dalam menangani perbaikan fasilitas yang ada di FKIP. Pernyataan ini bukan tanpa dasar, jika dilihat dari kasus-kasus sarana dan prasarana yang selalu bermasalah.
Kabarnya FKIP selalu menganggap remeh ketersediaan fasilitas yang baik. Bisa ditelusuri langsung kondisi gedung ormawa yang tidak terawat. Seperti matinya CCTV, tidak nyalanya WiFi, toilet yang rusak, rooftop hancur di Gedung Ormawa saat ini.
“Kami sudah melaporkan, tetapi belum diperbaiki sampai hari ini. Ternyata sampai ada kejadian maba pingsan baru dicek ACnya. Kita pantau saja akan diperbaiki atau tidak,” ungkapnya.
Mahasiswa baru pendidikan masyarakat Salsabila Reza Putri menuturkan, ruangan untuk PKKMB ini tidak nyaman sehingga membuat ia kepanasan dan jatuh pingsan. Bukan hanya kelas tetapi ia dan kawan-kawannya kehabisan air untuk berwudhu.
“Minimnya fasilitas yang disediakan membuat saya tidak nyaman. Baik dari ruang kelas yang Acnya mati dan sempit ditambah dengan tidak disediakannya air wudhu yang cukup. Sehingga perlu antri yang panjang untuk mengambil air wudhu disatu pancuran saja. Ini yang membuat kami kebingungan,” resahnya.
Sementara, kepala bagian sarana dan prasarana (sarpras) FKIP Yudi saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa sebelumnya sudah dicek akan tetapi memang tidak normal. Namun, saat ini sudah diperbaiki oleh pihak fakultas.
“Kami sudah cek dan memperbaiki AC yang mati diruangan, jadi sudah bisa berfungsi,” tuturnya.
Lebih lanjut Tim Pijar mengkonfirmasi ulang pernyataan Yudi, diluar dugaan ternyata AC diruangan masih belum hidup. Diruangan hanya diberi kipas angin satu saja dan tidak berpengaruh sama sekali.
”Belum hidup ACnya, kita Cuma dikasih kipas angin itupun tidak kerasa sama sekali,” keluh Lely saat dikonfirmasi ulang, Rabu (17/08/2022).