Menu

Mode Gelap
 

Opini · 18 Feb 2022 13:01 WIB ·

Belajar dengan Berpijak pada Teori Kognitif


 Belajar dengan Berpijak pada Teori Kognitif Perbesar

    Belajar adalah sebuah upaya yang menyangkut proses dalam psikologis dan berkorelasi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Belajar terjadi melalui serangkaian penerimaan dan pengolahan informasi dalam otak. Berbagai informasi tersebut didapatkan setelah berinteraksi dengan lingkungan. Hasilnya dapat berupa penambahan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan suatu tindakan.

       Belajar yang baik tidak semata-mata untuk memindahkan pengetahuan ke pembelajar. Akan tetapi, dilakukan untuk memberikan makna materi yang dipelajari kepada pembelajar. Sehingga pembelajar dapat mengetahui dan memahami materi secara mendalam. Lebih dari itu, materi yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Baik untuk memenuhi kebutuhan maupun menyelesaikan permasalahan hidup. Belajar seperti ini jauh lebih bermanfaat daripada sekedar menghafal.

      Belajar merupakan proses yang kompleks sehingga menimbulkan munculnya berbagai teori. Teori-teori yang dibuat bertujuan untuk menjelaskan belajar dengan memperhatikan aspek-aspek yang berbeda. Salah satu teori yang terkenal adalah teori kognitif. Teori ini muncul setelah teori behavioristik mendapat tanggapan negatif dari para ahli. Teori behavioristik dinilai terlalu dangkal dan kurang komprehensif dalam menjelaskan proses belajar. Perhatian hanya ditekankan pada stimulus dan respon serta hasil berupa tingkah laku yang dapat diamati. Teori behavioristik mengabaikan proses yang terjadi di antara stimulus dan respon.

       Kata kognitif berasal dari bahasa latin “Cogitare” yang berarti berpikir. Sedangkan penjabaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kognitif merupakan berbagai hal yang berkaitan dengan kognisi atau bersumber dari pengetahuan faktual yang dapat dibuktikan. Teori kognitif memusatkan perhatiannya pada proses yang terjadi di dalam diri pembelajar. Proses tersebut adalah perubahan persepsi dan pemahaman pembelajar tentang sebuah situasi. Persepsi dan pemahaman ini mempengaruhi tindakan yang dilakukan oleh pembelajar. Belajar demikian disebut sebagai model perseptual.

    Dalam teori kognitif dikenal adanya istilah struktur kognitif. Struktur kognitif adalah sistem dalam ingatan seseorang yang menggabungkan pengetahuan yang terpisah menjadi satu unit konseptual. Struktur kognitif ini berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan yang baru. Ahli yang paling awal mengemukakan konsep ini adalah Ausubel. Sebagai implikasinya, pembelajar harus menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep yang telah dimiliki. Dengan demikian, belajar akan lebih bermakna bagi pembelajar. Pemahaman tentang konsep baru dapat tersimpan dalam memori untuk jangka waktu yang lama.

    Menurut Piaget, selama belajar terjadi proses asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah proses penggabungan dan penyesuaian pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Akomodasi merupakan penyesuaian struktur kognitif yang telah dimiliki pada suasana yang baru. Sedangkan ekuilibrasi merupakan proses penyeimbangan struktur kognitif dengan lingkungan. Guna mendukung proses-proses tersebut, pembelajar harus aktif dan memiliki motivasi yang cukup.

    Piaget menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan perkembangan kognitif yang terjadi pada manusia. Tahapan-tahapan tersebut terjadi dalam rentang usia tertentu. Semakin matang usia seseorang akan semakin meningkat kualitas daya pikirnya. Hal ini karena pertambahan usia menyebabkan semakin terjalinnya syaraf-syaraf seseorang. Tahapan kognitif ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan model dan proses belajar yang harus dilakukan. Seseorang dengan tahapan perkembangan kognitif yang rendah membutuhkan model belajar yang berbeda dengan orang yang memiliki tahapan perkembangan kognitif lebih tinggi.

            Dalam penyusunan materi yang akan dipelajari tidak bisa secara sembarangan. Materi harus disusun dengan urutan-urutan yang teratur. Bruner mengemukakan idenya tentang kurikulum spiral. Materi diurutkan mulai dari yang umum ke rinci. Senada dengan Bruner, Ausubel juga mengemukakan idenya yang disebut subsumptive sequence. Materi diurutkan dari umum ke khusus, dan dari keseluruhan ke rinci. Urutan demikian akan memudahkan pembelajar untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Hal ini karena pengetahuan yang bersifat umum akan mempermudah pembelajar dalam memahami pengetahuan yang lebih rinci.

            Belajar akan lebih kreatif dan inovatif bila dilakukan secara bebas. Sehingga pembelajar dapat memahami konsep dan teori dari contoh yang terdapat dalam kehidupan. Bruner merumuskannya dalam suatu teori belajar yang disebut free Discovery Learning.

            Penerapan teori kognitif dalam kegiatan belajar dapat membawa sejumlah dampak positif. Pertama, menumbuhkan kemandirian dan keaktifan selama belajar. Kedua, menumbuhkan kepercayaan diri dari pembelajar. Ketiga, memudahkan pembelajar dalam memahami materi yang akan dipelajari. Keempat, meningkatkan ingatan pembelajar terhadap materi yang telah dipelajari.

                Berdasarkan uraian di atas, teori kognitif dapat menjadi landasan dalam melakukan kegiatan belajar. Belajar tidak melulu sebagai sebuah aktivitas yang monoton. Belajar dapat dilakukan secara kreatif dan efektif sesuai dengan perkembangan kognitif pembelajar.

*) Mahasiswa Pendidikan Biologi

Referensi:

Nurhadi. 2020. Teori kognitivisme serta aplikasinya dalam pembelajaran. Jurnal Edukasi dan Sains. 2(1): 77-95.

Pahliwandari, R. 2016. Penerapan teori pembelajaran kognitif dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Jurnal Pendidikan Olahraga. 5(2): 154-164.

Rahman, M. 2020. Penerapan teori kognitivisme dalam proses pembelajaran. file:///F:/DATA%20D%20SEMESTER%201/Bahasa%20Indonesia/Buku-Pedoman%20Penulisan%20KI.pdf. [Diakses pada tanggal 18 Februari 2022].

Sutarto. 2017. Teori kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran. Islamic Counseling. 1(2): 1-26

Zenius Untuk Guru. 2022. Penerapan teori belajar kognitif di kelas. https://www.zenius.net/blog/teori-belajar-kognitif. [Diakses pada tanggal 18 Februari 2022].

Penulis: Fendy Aji Wicaksono

Editor  : Khoirul Nizam Muhammad

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 519 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kecenderungan Perilaku Self-Harm pada Mahasiswa

29 Februari 2024 - 21:47 WIB

Menjadi Warga Bijak dengan Pemilu

13 Februari 2024 - 05:55 WIB

Membangun Citra: Pentingnya Personal Branding di Era Digital

11 Februari 2024 - 22:06 WIB

Perubahan Karakteristik Seorang Paslon dalam Berkampanye untuk Menutupi Masalah Politik Terdahulu

8 Februari 2024 - 19:48 WIB

Rencana Kominfo Memblokir Developer Game Online Perlu Direvisi

7 Februari 2024 - 00:31 WIB

Sistem Pembelajaran Daring dalam Lingkungan Kampus

5 Februari 2024 - 12:12 WIB

Trending di Opini