Penapijar.com, Jember – Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Baru (PPMB) adalah kegiatan yang diselenggarakan di tingkat fakultas di lingkungan Unej dengan melibatkan organisasi kemahasiswaan/unit kegiatan mahasiswa. Namun, realitanya birokrasi di FKIP Unej tidak melibatkan satupun organisasi kemahasiswaan.
Padahal jelas tertera pada pada pedoman PKKMB dan PPMB sudah di jelaskan pada Bab 3 pasal 4 tentang Kepanitiaan PKKMB dan PPMB yang berbunyi “Kepanitiaan melibatkan unsur dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan atau UKM / BEM”.
Parahnya Dr. Mohamad Na’im, Wakil Dekan III yang seharusnya memberi solusi yang konkret, justru menghambat jalannya PPMB 2022 dengan menginstruksikan dana alokasi PPMB diambil dari pagu proker BEM dan BPM. Hal ini, membuat BEM kelimpungan, mengingat minimnya pagu BEM dan BPM harus juga dipangkas dengan kegiatan PPMB yang memerlukan dana yang tidak sedikit. Padahal jelas-jelas dana PPMB ini sudah ada dananya tersendiri tanpa harus mengotak-atik dana lainnya.
Inggit Setia Pranata mengatakan, organisasi mahasiswa yang ada di FKIP sama sekali tidak dilibatkan dalam pelaksanaan PPMB, baik dalam rencana dan pelaksanaanya.
“Saya kecewa dengan pak Wadek III karena kegiatan PPMB yang seharusnya berjalan semestinya malah dibuat ribet bin ruwet. Hal ini diperparah dengan pernyataan wadek III untuk mengalihfungsikan dana proker BEM dan BPM,” gerutunya.
Lebih lanjut, Inggit menambahkan, PPMB ini seharusnya menunjukan esensi yang semestinya, bahwa PPMB adalah program untuk mengenalkan segala hal tentang FKIP, baik kultur di dalamnya maupun organisasi mahasiswa yang dimana ormawa tersebut menjadi tempat berproses untuk mahasiswa baru.
“Memperkenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru seharusnya di PPMB, tetapi hal mengagetkan adalah ketika pendamping diberi pertanyaan perihal materi yang dijelaskan tidak tahu,” ujarnya.
Sementara, Wadek III ketika dimintai keterangan oleh tim dari Pijar tidak memberikan tanggapan apapun hingga berita ini terbit.