Menu

Mode Gelap
 

Puisi · 25 Mar 2022 23:13 WIB ·

Diam tak terduga, bergerak tak tenang


 Diam tak terduga, bergerak tak tenang Perbesar

Hamparan luas yang tak terbilang jumlahnya

Berbentang lebar yang tak habis bilangannya

Air yang selalu menjadi tempat persinggahannya

Bulir kecil yang tak tampak ketika bersentuhan

 

Dengarkan suara gemuruh kala malam mulai datang

Dengarkan gelombang yang tak bisa berteman dengan semua insan

Nada ombak juga tak bisa menjanjikan bahwa angin akan membantu setiap insan tuk bercengkrama

 

Sang Samudera…

Begitu bengisnya dirimu ketika Murka alam datang

Irama gemuruh ketika dasarmu sedang Terguncang

Membuat daratan bisa tertelan hingga tak tersisa

Dan menghilangkan jejak yang berubah menjadi sejarah

 

Namun…

Begitu Jalak dirimu ketika damai dan syahdu

Membuat hamparan air yang bercampur dengan senja seperti pelangi

Mata yang tak bisa lepas ketika Pemusatan sedang Mencubit

Membuat Logaritma otak semula kacau menjadi damal

 

Drama demi drama selalu terjadi setiap tahunnya

Siaran demi siaran bersuara kalimat yang tak diinginkan

Membuat setiap insan terdiam dan selalu mengingat sang kuasa

 

Begitulah dirimu…

Wahai samudera….

Diammu tak dapat ditebak

Gerakanmu tak dapat dielakkan

 

Globalisasi yang selalu datang setiap Warsa

Mendukungmu untuk bergerak yang tak wajar dan jauh dari logi seorang manusia

Kutub utara yang mencair membuat keluasanmu menjadi tak terhingga

Sehingga kecemasan selalu datang setiap detiknya disetiap kalbu manusia

 

Samudera…

Jauharipun tak dapat menelusuri seberapa dalam dirimu bercengkrama dengan bumi

Tak ada yang dapat memastikan seberapa kedalamanmu

Hanya sang khali dan dirimu lah yang tau betapa gelapnya atau indahkah dirimu didalam sana

 

Teka teki selalu saja terbesit didalam meditasi setiap insan

Menebak makhluk apa saja yang lahir dan kasat mata dalam dirimu

Sampai okultispun ikut terjun dan ingin tau seberapa dalammu dan apa saja yang berada dalam dasarmu

Tak ada yang bisa menebakmu, tetaplah sang khalik dan dirimulah yang tau

Bak iman seorang manusia, hanya dirinya dan Tuhanlah yang tau seberapa dalam imannya.

 

Karya : Amelia Wahyuni Sadina

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 59 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Perjalanan

20 September 2022 - 14:27 WIB

Serpihan Nafasku yang Pecah

25 April 2022 - 00:14 WIB

Aku, Sepi dan Hujan

13 April 2022 - 15:42 WIB

Penderitaan yang Berujung

13 April 2022 - 15:33 WIB

Negeriku Terkontaminasi

5 April 2022 - 15:24 WIB

Masa Depan

5 April 2022 - 15:23 WIB

Trending di Puisi