OPINIPIJAR.COM – Sebelumnya Banyuwangi dikenal sebagai “kota santet”, namun kini telah bertransformasi menuju destinasi wisata kelas dunia terutama ijen blue fire. Di Indonesia pemandangan unik Blue fire hanya bisa Anda saksikan di kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Perlu anda ketahui bahwa Kawah Ijen sendiri merupakan tempat wisata domestik yang kondang di kalangan mancanegara.
Kawah Ijen sendiri merupakan sebuah Danau Kawah Gunung Ijen yang memiliki kedalaman 200 meter. Berkunjung ke Kawah Ijen Bondowoso merupakan pilihan yang paling tepat. Untuk sampai pada Blue fire ini ada jalur surga yang harus anda tempuh. Jika anda dari Kota Bondowoso, selanjutnya bergeraklah menuju arah Situbondo saat sudah sampai di pertigaan Tapen beloklah ke arah kiri, yakni kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso.
Setelah itu, anda harus menyusuri persawahan juga kebun tebu yang luasnya tak terhitungkan. Bahkan juga ada banyak desa yang harus anda lewati. Perlu anda catat, namun perjalanan yang sesungguhnya bermula dari satu, melainkan dari perkebunan kopi kawasan Klocing.
Pesona kobaran api berwarna biru seperti api kompor diantara kelam yang muncul dari kawah ijen terlihat sangat indah. Tak hayal, blue fire menjadi fenomena alam yang menarik traveler dunia. Selain di Banyuwangi, fenomena ini juga bisa ditemui di Islandia.
Tak heran jika memang turis banyak yang mengunjungi kawah Ijen. Pasalnya, salah satu destinasi wisata yang paling menarik, eksotis, dan langka di sanalah tempatnya. Meskipun dingin, banyak ribuan orang yang ingin menyaksikan keindahan dari api biru. Bluefire tersebut muncul tepat berada di tengah-tengah penambang sulphur kisaran jam 02.00 sampai dengan pagi hari.
Warnanya yang kontras dengan suasana malam, itulah yang menjadi daya tarik bagi banyak mata penikmat, pengunjung, dan wisatawan. Bukan hanya itu saja, di nusantara sendiri wisata yang demikian itu hanya ada satu yakni Jawa Timur ini.
*)Mahasiswa Pendidikan IPA
Referensi : Anas, A. A. 2020. Anti Mainstream Marketing. Jakarta: PT Gramedika Pustaka Utama.
Penulis : Nurista Yuliatul Khumairoh
Editor : Miftahur Rofiah