Menu

Mode Gelap
 

Artikel · 16 Agu 2024 00:52 WIB ·

Kurang Menarik, Permainan Tradisional Tak Lagi Dilirik


 Kurang Menarik, Permainan Tradisional Tak Lagi Dilirik Perbesar

Pena Pijar, Artikel – Permainan Tradisional merupakan simbol kearifan yang diwariskan secara turun temurun dan lebih bersifat sosial. Sembari bermain permainan tradisional, anak dapat membangun hubungan dengan teman lainnya. Mereka merasa saling membutuhkan untuk melahirkan generasi penyayang, pengertian, dan penyabar. Pesan dari permainan tradisional adalah untuk mempersiapkan anak menghadapi masa depan. Sebab, perkembangan mental pada masa kanak-kanak akan memengaruhi kehidupannya di kemudian hari.

Permainan tradisonal memiliki banyak manfaat bagi anak seperti mengembangkan kreativitas, kecerdasan logika, kecerdasan kinestetik, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosi. Permainan tradisional mendorong berkembangnya banyak aspek. Aspek tersebut adalah motorik, kognitif, bahasa, emosional, sosial, dan perilaku. Hasil positif dari faktor motivasi tersebut terlihat ketika anak-anak memainkan permainan tradisional tersebut.

Saat ini permainan tradisional kurang diminati oleh kalangan anak-anak. Pemerhati Permainan Tradisional dan Pendiri Gudang Dolanan Indonesia, Endi Aras, mengatakan terputusnya komunikasi antara orang tua dan anak dapat mempercepat punahnya permainan tradisional Indonesia. “Orang tua tidak memberitahukan adanya permainan tradisional, seperti engklek dan lainnya,” ujar Endi dalam talkshow Festival Bermain Anak di Aula Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Sabtu, 9 September 2017.

Seiring perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi, permainan tradisional seperti petak umpet, egrang, congklak, lompat tali, gangsing, engklek, cublak-cublak suweng, kelereng, dan lainnya sudah jarang dimainkan anak-anak masa kini. Menurut Endi permainan modern cenderung memberikan kemudahan. Dia juga menambahkan bahwa saat ini Indonesia memiliki sekitar 2.500 jenis permainan tradisional yang tersebar di seluruh wilayah yang keberadaannya terancam punah karena banyak masyarakat Indonesia yang meninggalkannya akibat kemajuan teknologi.

Dalam buku Permainan Tradisional yang ditulis oleh Yusep Mulyana dan Anggi Setia Lengkana, disebutkan bahwa kategori permainan tradisional dibagi menjadi tiga berdasarkan sifatnya, yaitu:

1) Permainan tradisional bersifat rekreatif

Berbagai permainan menarik kerap dimainkan orang untuk mengisi waktu luangnya. Menang atau kalah itu tidak penting, kebahagiaanlah yang terpenting.

2) Permainan tradisional bersifat kompetitif

Permainan yang bersifat kompetitif merupakan permainan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai sebuah kemenangan sehingga akan ada yang disebut pihak menang dan pihak kalah. Permainan jenis ini terorganisasi dengan baik karena memiliki peraturan yang telah disepakati oleh dua pihak.

3) Permainan tradisional bersifat edukatif

Permainan tradisional bersifat mendidik yang artinya ada unsur pembelajaran dalam permainan tersebut. Melalui permainan ini dikenalkan berbagai jenis ilmu untuk menyebarkan ilmu. Anak-anak dapat memperoleh pengalaman baru dari pembelajaran biasa yang diajarkan di sekolah.

Penting untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak agar anak dapat mengetahui apa saja macam-macam permainan tradisional. Anak juga perlu dibekali wawasan mengenai permainan tradisional. Namun, seharusnya anak tidak hanya dikenalkan dengan permainan tradisional, melainkan juga harus diberi contoh bagaimana cara memainkan permainan tersebut, atau bahkan diajak bermain bersama. Orang dewasa memiliki peran yang sangat penting untuk melestarikan permainan tradisional yakni untuk membantu anak-anak mengenal permainan tradisional. Jika tidak ada yang memberitahu apa itu permainan tradisional, maka anak tidak akan pernah tahu apa itu permainan tradisional.

 

Penulis: Fidelya Devina Wardhani

Penyunting: Riyanti

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kolaborasi Cerdas: Belajar Bersama UNEJ Mengajar × UNAIR Mengajar

22 Agustus 2024 - 16:14 WIB

Perubahan Iklim dan Transisi Energi: Tanggung Jawab Kolektif dan Tantangan yang Mendesak

27 Juni 2024 - 23:50 WIB

Pentingnya Belajar Ilmu Mengasuh Anak Sejak Dini

29 Maret 2024 - 12:45 WIB

Untuk Apa Perempuan Sekolah Tinggi-Tinggi?

24 Maret 2024 - 11:08 WIB

Menakan Ekspor Biji Nikel dengan Hilirisasi

21 Maret 2024 - 21:23 WIB

Pernikahan Dini menurut Kaca Mata Feminisme

15 Maret 2024 - 14:24 WIB

Trending di Artikel