Pena Pijar, Jember – Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan suatu negara. Melalui pendidikan, generasi penerus suatu bangsa menyerap bekal-bekal ilmu pengetahuan yang nantinya akan mereka gunakan untuk meneruskan tongkat estafet perjalanan kehidupan. Berbicara mengenai pendidikan, akan selalu dekat dengan istilah kurikulum. Kurikulum adalah pengaturan pembelajaran yang memuat tujuan, isi, bahan, serta cara yang digunakan sebagai pedoman ketika pembelajaran. Saat ini, banyak satuan pendidikan di Indonesia yang menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar. Berkaca dari pengalaman Indonesia yang beberapa kali mengubah ketetapan kurikulum, tentu dalam menerapkan suatu mekanisme baru, pastinya akan menimbulkan dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Begitu pula dengan penerapan Kurikulum Merdeka yang juga memberi dampak kepada siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Dampak yang dirasakan ini pun terbagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan negatif.
Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada guru dan siswa untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Kurikulum ini fokus pada pengembangan kompetensi siswa, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Kurikulum merdeka mengurangi beban belajar siswa dengan menghilangkan beberapa mata pelajaran yang tidak penting. Meskipun begitu, kurikulum ini berupaya mendorong penggunaan teknologi dan metode pembelajaran yang lebih inovatif.
Namun, nyatanya beberapa sekolah belum siap untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka sehingga justru akan menyebabkan kesulitan dalam proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka memerlukan sumber daya memadai yang belum tentu tersedia di semua sekolah, seperti buku, teknologi, dan infrastruktur pendukung lainnya. Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian yang lebih komprehensif yang dapat menyebabkan kesulitan dalam penilaian dan pengukuran kemajuan siswa. Kurikulum Merdeka menuntut keterlibatan orang tua yang lebih aktif, sayangnya beberapa orang tua mungkin belum siap atau tidak memiliki waktu untuk terlibat dalam proses pembelajaran anak mereka.
Perlu diingat bahwa pendapat tentang kurikulum merdeka masih beragam dan terus berkembang seiring dengan implementasinya di lapangan. Apapun kebijakan penerapan kurikulum di lingkungan pendidikan pasti akan senantiasa ada pendapat pro dan kontra. Oleh sebab itu, adaptasi secara aktif diperlukan oleh setiap lembaga pendidikan ketika diterapkan kebijakan baru pendidikan di Indonesia.
Penulis : Sitti Aisyah
Penyunting : Aura Diva Nathania