Pena Pijar, Opini – Pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi urgensi bersama untuk perlu disukseskan dan keberadaannya menjadi kawalan serius, termasuk juga terkait berbagai permasalahan di dalamnya. Problematika dalam dunia pendidikan selalu saja terjadi dari waktu ke waktu, mengingat zaman selalu berkembang dan tuntutan terhadap dunia pendidikan selalu bertambah. Hal ini pasti akan sangat berdampak pada proses belajar mengajar.
Di era modern, problem yang tumbuh yang disebabkan oleh tuntutan zaman dan rakusnya sistem liberalisasi terjadi di berbagai jenjang pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Awal tahun 2020 pemerintah mencanangkan program Kampus Merdeka melalui Permendikbud no 3 tahun 2020. Disitu pemerintah meluangkan segenap gagasan tentang kampus merdeka yang dianggap mampu membuat warna baru di dunia pendidikan, namun dalam kenyataanya tak seperti harapan. Program kampus merdeka semakin tahun malah hanya menunjukkan ambisi pemerintah untuk meliberalisasi kampus dan dunia pendidikan.
Berbagai program ditawarkan lewat program Kampus Merdeka ini, yang dimana realisasinya tak banyak membuat perubahan dalam dunia pendidikan. Program ini malah menjadikan beberapa mahasiswa hanya berpikiran pragmatis, contoh saja dalam dunia pendidikan mahasiswa banyak tawaran menggiurkan atas program kampus mengajar yang terlaksana bagi beberapa mahasiswa hanya mengejar materi yang digelontorkan oleh pemerintah. Ini sudah banyak oknum yang menyatakan niatnya yang demikian.
Dalam kebijakan kampus, nantinya akan banyak dibuka prodi baru sebagai akibat dari adanya kampus merdeka, dibukanya beberapa prodi baru sebenarnya untuk menyesuaikan akan tuntutan kerja di era modern, jadi prodi baru tersebut disesuaikan dengan role kerja di zaman modern, yang bisa dibilang berhubungan dengan digitalisasi. Padahal masih banyak prodi yang sudah lama berdiri namun mahasiswanya masih belum diberdayakan dengan baik. Lalu bagaimana dengan nasib lulusan prodi lama ini, ketika program pemerintah untuk membuka prodi baru ini untuk memenuhi tuntutan zaman? Apakah lulusan prodi yang sudah lama berdiri ini dibiarkan gigit jari dengan adanya tuntutan kerja di era modern? Rasanya tragis sekali pendidikan jika begini adanya. Apalagi nanti kalau kampus menerapkan kebijakan yang banyak bersinggungan terkait pembiayaan kampus, maka bisa dipastikan banyak calon mahasiswa yang berfikir dua kali karena kendala biaya.
Sebagai mahasiswa harusnya kita semua mampu melihat program ini untuk kita kedepannya seperti apa, apakah dengan program ini kita mampu untuk semakin mengembangkan kemampuan lalu berdamai dengan program ini atau kita hanya diam ikut arus dan kita semakin terbawa untuk menyukseskan? Program ini adalah niscaya, sehingga kita bisa mengambil sikap seperti apa untuk keberlangsungan pendidikan. Dimana seharunya mahasiswa ini dibekali karakter untuk pengabdian dalam dunia pendidikan, bukan hanya tergerus hal-hal yang bersifat pragmatis.
Penulis: Mahatma Fattah Rama Romansa