Menu

Mode Gelap
 

Opini · 14 Apr 2023 05:47 WIB ·

Menilik Keprofesionalitasan Pendidik, Perlu Evaluasi kah?


 Menilik Keprofesionalitasan Pendidik, Perlu Evaluasi kah? Perbesar

Pena Pijar, Opini – Pendidikan adalah sumber untuk mencapai kemajuan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Tanpa pendidikan, indonesia tidak ada artinya.

Lantas, pendidikan sebenarnya tanggung jawab siapa? Pemerintah? Para pendidik? Orang tua? Masyarakat?

Berbicara perihal pendidikan, tidak akan ada habisnya. Satu persatu permasalahan muncul, dengan seribu solusi yang dicanangkan. Sebenarnya, siapa yang paling berpengaruh dalam menangani permasalahan pendidikan?

Sebagaimana kita tahu, tujuan dari pemerintah indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketika ditelaah, tentunya pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk memfasilitasi pendidikan di Indonesia. Agar mampu mencetak pemuda-pemuda yang cerdas. Sejauh ini, program – program pemerintah dalam ranah pendidikan tengah berjalan, pemerataan pendidikan yang semakin baik, dengan adanya bantuan subsidi dari pemerintah, fasilitas-fasilitas pendidikan yang mengalami perkembangan, guna pengoptimalan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, dan program – program lainnya yang dicanangkan untuk perbaikan Pendidikan di Indonesia.

Namun, apakah dengan fasilitas yang lengkap dan adanya bantuan subsidi, menjamin para peserta didik mengenyam pendidikan sesuai yang diharapkan?

Nyatanya, dengan fasilitas yang lengkap, ada saja peserta didik yang dibuat semakin terpojok dan semakin tertekan. Pendidik, yang seharusnya memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan, mengayomi, dan mencerdaskan para anak muda seringkali merusak mental seorang calon penerus bangsa menjadi semakin down.

Hal ini, terlihat jelas dari beberapa pengalaman salah satu mahasiswa yang tengah mengikuti PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) di daerah Gorontalo. Mahasiswa ini mengatakan bahwasannya sekolah – sekolah menengah memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Namun, para siswa dilarang untuk menyentuh barang-barang yang ada. Utamanya barang yang berada di laboratorium.

Miris, ketika dibayangkan. Fasilitas untuk memfasilitasi pembelajaran siswa agar lebih mudah memahami materi, malah tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para siswa.

Para guru selalu menganggap siswanya bodoh, sehingga melarang siswa menyentuh barang yang ada di laboratorium karena dikhawatirkan barang akan rusak. Lalu apa gunanya fasilitas yang lengkap? Yang seharusnya digunakan untuk menunjang jalannya pembelajaran.

Bagaimana bangsa bisa berkembang, jika para pendidiknya saja tidak mampu memberikan kepercayaan pada siswanya? Bagaimana bangsa bisa maju, jika pendidiknya saja tidak mampu memotivasi siswanya?

Ironisnya, kejadian ini tidak hanya pada sekolah menengah saja, tetapi juga terjadi pada perguruan tinggi, sehingga ini harus menjadi perhatian bagi para pendidik. Karena pendidiklah yang akan membentuk anak – anak muda hebat untuk mengembangkan bangsanya. Pendidiklah akar atas terselenggaranya pendidikan yang sesuai dengan harapan pemerintah.

Nyatanya masih banyak para pendidik yang mengagungkan dirinya, yang hanya membesarkan namanya, tetapi tidak mampu mencetak para anak muda yang mampu membangun negeri dan memajukan bangsa. Masih pantaskah disebut sebagai pendidik?

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian besar bagi pemerintah karena kita tidak tahu, apa hanya di daerah itu saja yang mengalami pendidikan demikian atau masih banyak daerah – daerah lain yang mengalami ketidakadilan suatu pendidikan.

Indonesia jangan hanya fokus pada program – program pendidikannya saja, tetapi juga memperhatikan kualitas para pendidiknya agar mampu mencetak para pendidik yang profesional dan selalu siaga pada setiap keadaan.

Penulis: Jalis Syarifah

Editor: Tim Redaksi UKPM Pijar Pendidikan

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 100 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Urgensi Literasi Keuangan bagi Kalangan Milenial

29 April 2025 - 07:36 WIB

Kurikulum Merdeka: Antara Harapan dan Tantangan

19 April 2025 - 22:08 WIB

Perempuan yang Melawan, FoMo atau Kewajiban?

16 April 2025 - 12:33 WIB

Menggugah Kesadaran: Transformasi Pendidikan untuk Generasi Masa Depan

16 April 2025 - 09:25 WIB

Ilustrator dan AI: Akankah menjadi Kolaborasi atau Kompetisi?

2 Maret 2025 - 20:29 WIB

Kesuksesan Karier: Lebih Penting Skill atau Sikap?

2 Maret 2025 - 20:19 WIB

Trending di Opini