Pena Pijar-Artkel, Setiap manusia pastinya terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak heran jika sisi manusia satu dengan yang lain akan mengalami perbedaan yang akan diciptakan. Penjelasan ini akan mengarah pada istilah “minat dan bakat”. Sebelum kita telisik lebih jauh mengenai minat dan bakat. Kita perlu mengetahui pengertian bakat dan minat terlebih dulu.
Berbicara tentang minat, adalah suatu ketertarikan seseorang dalam menggeluti atau fokus dalam sebuah peran dan posisi. Tanpa adanya rasa paksaan akan membuat orang tersebut semakin semangat dan mengerahkan segala kemampuannya pada kegiatan yang disukainya. Sedangkan bakat adalah potensi atau kemampuan yang terdapat dalam diri seseorang sejak mereka lahir, atau dalam kata lain sebuah potensi bawaan. Keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan, diantaranya:
- Bakat tidak memerlukan sebuah stimulus atau rangsangan yang digunakan untuk memicu terciptanya, karena hal tersebut merupakan kemampuan diri. Sedangkan minat harus memerlukan stimulus untuk mencapai hasil yang terbaik.
- Bakat dapat dilihat dari timbulnya kemampuan yang terjadi tanpa harus melalui minat seseorang. Sedangkan minat lebih mengarah pada keinginan di suatu bidang dan belum tentu seseorang tersebut berbakat pada bidang tersebut.
- Bakat adalah potensi atau kemampuan bawaan, sedangkan minat adalah ketertarikan pada diaktivitas atau bidang tertentu.
Dari pembahasan diatas, lantas pentingkah minat dan bakat bagi seorang mahasiswa? Pada kenyataanya, masih banyak yang kurang memahami pentingnya progres pengembangan minat dan bakat. Bahkan, masih banyak di kalangan kita yang masih mengira bahwa minat dan bakat terpendam merupakan permasalahan yang dianggap sebelah mata atau diremehkan. Padahal, pada kenyataannya pengembangan minat dan bakat ini mampu mengasah softskill yang dimiliki mahasiswa.
Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang semakin modern dan tentunya banyaknya digitalisasi yang bermunculan. Ungkapan tersebut seolah menjadi dorongan kita untuk terus melalukan sebuah inovasi dengan kreativitas. Maka salah satu upaya yang bisa kita ambil yakni mengasah minat dan bakat agar mampu mengasah softskill. Misalnya saja ketika kita memiliki bakat untuk menulis dan kemudian memiliki minat dalam kejurnalisan maka kita bisa bergabung ke organisasi atau ukm yang menaunginya. Atau seseorang yang senang menggeluti sebagai content creator bisa memanfaatkan aplikasi semacamnya atau kegiatan yang mengarah pada pembuatan video edukasi, pengalaman, atau sekedar hiburan. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan jika softskill yang dikembangkan melalui minat dan bakat dapat membawa dampak yang harapannya dapat membuat kesuksesan di masa depan. (Citra)