Sampah merupakan sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi tetapi masih dapat didaur ulang menjadi barang yang bernilai. Hingga detik ini, sampah masih menjadi penyebab utama dari masalah lingkungan di Indonesia. Masalah yang ditimbulkan seperti bau tak sedap, sarang penyakit, merusak kesuburan tanah, bencana banjir, dan sebagainya. Semua hal tersebut dapat terjadi karena menumpuknya sampah di tempat yang tidak seharusnya.
Sebenarnya masalah tersebut dapat diatasi dengan mudah apabila masyarakat sudah membiasakan membuang serta memilah sampah yang sesuai dengan kategori dan tempatnya. Namun, masalahnya hal tersebut tidak terlaksana dengan baik, Jika meninjau data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, per 24 Juli 2024 hasil input dari 29 kabupaten/kota se-Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut 63,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sedangkan sisanya 35,67% atau 11,3 juta ton sampah tidak terkelola. Dari data yang telah disajikan tersebut dapat kita bayangkan sebanyak apa sampah yang tidak terkelola. Tidak heran jika beberapa daerah di Indonesia sering menghadapi masalah yang bersumber dari sampah, terutama daerah perkotaan.
Di saat besarnya masalah yang dihasilkan oleh sampah, muncul sebuah kelompok yang bernama Pandawara Group. Kelompok ini beranggotakan lima pemuda yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Visi dan Misi kelompok ini ialah membersihkan sampah yang menumpuk di seluruh Indonesia. Sejak awal kemunculan mereka pada Agustus 2022 lalu, mereka telah membersihkan ratusan ton sampah di berbagai daerah di Indonesia. Kehadiran mereka memberikan dampak yang cukup positif bagi masyarakat dan juga lingkungan sekitar. Berkat mereka masyarakat menjadi lebih termotivasi dan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Hanya saja masalahnya tidak selesai begitu saja, masih ada saja oknum yang membuang sampah sembarangan, padahal Pandawara Group sudah berusaha memasang CCTV serta memberikan peringatan tetapi tetap saja para oknum ini acuh tak acuh dengan peringatan tersebut. Tidak berselang lama setelah lokasi tersebut dibersihkan oleh Pandawara Group, banyak ditemukan kasus tempat tersebut sudah penuh sampah kembali. Mirisnya, banyak masyarakat yang justru bergantung dengan Pandawara Group untuk membersihkan sampah seakan-akan itu merupakan kewajiban mereka, padahal harusnya itu merupakan kewajiban masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Hal yang lebih miris lagi adalah ketika Pandawara Group memasang sebuah pagar untuk mengumpulkan dan menghentikan aliran sampah di sungai justru alat tersebut malah dirusak dan dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, padahal mereka membuat alat tersebut menggunakan dana pribadi dengan dana yang luar biasa.
Jika ingin memutus rantai setan ini caranya ialah menindak tegas para oknum yang melakukan hal tersebut. Selain itu juga diperlukan sebuah sosialisasi untuk menanamkan rasa cinta menjaga kebersihan lingkungan di kalangan masyarakat. Penerapan mesin yang menghasilkan uang apabila kita menyetor sampah dalam jumlah dan kategori tertentu sebernya bagus untuk diterapkan seperti halnya di negara-negara maju, masalahnya adalah Indonesia merupakan negara yang sangat besar, sehingga realisasi ide tersebut tentu membutuhkan banyak dana. Pada akhirnya semua bergantung pada pemerintah, pemerintah perlu bekerja keras mengatasi masalah kebersihan lingkungan ini.
Penulis: Rafi Akbar Priatama
Penyunting: Yulia Masita