Pena Pijar, Opini — Pendidikan adalah salah satu upaya yang memiliki dampak luar biasa selama sejarah kehidupan manusia. Tidak hanya laki-laki, seorang perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk menempuh pendidikan. Terlebih dalam memberdayakan perempuan pada institusi keluarga maupun masyarakat. Pendidikan pada perempuan dapat menjadi tonggak dalam meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kesempatan untuk berperan secara aktif sebagai agent of change.
Berdasarkan penelitian, perempuan berpendidikan dapat memberikan kontribusi tinggi dalam kualitas perkembangan anak, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan membantu perempuan dalam menjalankan peran sebagai ibu yakni dengan memberikan pengetahuan yang luas dan memainkan peran penting sebagai role model bagi anak.
Laki-laki dan perempuan tidak lagi menjadi tolak ukur penilaian terhadap dunia pendidikan. Kesetaraan gender tidak menjadikan perempuan merasakan diskriminasi dalam kacamata keadilan terhadap pendidikan. Pada hakikatnya, kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki tidak bisa dituntut untuk setara. Kesetaraan bukan menjadi dasar atas segalanya dan keadilan mengatakan bahwa kesetaraan keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Dalam hal ini, kesetaraan bukan lagi menjadi halangan bagi perempuan untuk menjalankan pendidikannya. Namun, perempuan harus mampu mengaktualisasikan kompetensi dan memahami tanggung jawabnya dalam ranah sosial. Sehingga, memperkuat pendapat bahwa tugas perempuan tidak hanya mengurus sebuah rumah tangga.
Ibnu Rusyidi menolak ungkapan bahwa perempuan hanya layak untuk mengurus urusan domestik rumah tangga. Perempuan memiliki hak untuk berkiprah di ruang publik apabila dia mempunyai potensi yang mumpuni. Hal ini yang mematahkan anggapan bahwa perempuan hanya memiliiki ilmu dalam ranah domestik rumah tangga.
Secara kemanusiaan, perempuan memiliki tugas yang sangat berat karena perempuan adalah pendidik generasi masa depan. Seorang perempuan akan menjadi seorang pendidik, maka dia harus terdidik terlebih dahulu.
Habib Quraisy Shihab mengatakan bahwa stigma negatif yang dibebankan kepada perempuan disebabkan oleh kurang terdidiknya perempuan di masa lampau dan akhirnya memberikan prioritas terlalu banyak terhadap anak laki-laki. Hal tersebut membuktikan bahwa peran perempuan dalam dunia pendidikan sangat diperhitungkan
Banyak statement yang mengatakan bahwa perempuan tidak harus mengejar pendidikan tinggi karena suatu saat nanti perempuan hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Namun, statement tersebut harus dipatahkan. Perempuan memiliki hak yang sama untuk berpendidikan, baik untuk masa depan maupun kariernya. Seiring perkembangan zaman, perempuan harus memiliki langkah yang lebih tinggi agar tidak diremehkan oleh statement yang tidak berdasar. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perempuan untuk mematahkan statement tersebut antara lain:
1. Investasi leher ke atas
Investasi leher ke atas merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh perempuan. Dalam hal ini perempuan harus mampu menanamkan modal kepada dirinya berupa ilmu, keterampilan sosial, bahkan spiritual. Sehingga perempuan tidak hanya memiliki kekayaan finansial, tetapi juga peningkatan kualitas hidup dan kemampuan berpikirnya.
2. Berjiwa positif
Perempuan yang memiliki jiwa positif akan lebih mudah menggapai masa depannya.
3. Mampu berkembang
Kemampuan berkembang sangat penting untuk dimiliki seorang perempuan. Kemampuan berkembang akan menjadi kunci dalam menghadapi tuntutan dan tantangan yang terus berubah di era perkembangan ini.
Menyikapi kondisi tersebut, maka kontribusi, karya, dan daya perempuan untuk mencapai kesuksesan pendidikan merupakan salah satu ambisi yang harus selalu ada. Nyatanya terdapat 3 peran yang menjadi alasan kenapa perempuan harus berpendidikan, yakni:
1. Menjadi sekolah pertama bagi peradaban masa depan terutama anak-anaknya, dalam hal ini seorang perempuan memiliki peran penting untuk menjadikan moral yang baik untuk generasinya.
2. Perempuan merupakan setengah dari peradaban. Sebuah negara akan berdiri dengan kuat apabila memiliki perempuan yang hebat sehingga perkembangan peradaban akan terus berjalan.
3. Perempuan merupakan tiang sebuah bangsa untuk menjadi bagian dalam upaya mencapai cita-cita bangsa.
Seorang perempuan harus mampu meningkatkan eksistensi dirinya dengan dunia pendidikan. Perempuan dianjurkan dapat memahami setiap makna dan tugas dalam dunia pendidikan untuk membentuk pemuda yang berkualitas. Sehingga perempuan turut menjadi kontributor dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pada masa ini, perempuan harus berani untuk bergerak dengan mengusahakan pendidikan setinggi mungkin untuk membentuk generasi penerus yang berkualitas di masa mendatang. Tidak ada lagi kata bahwa perempuan tempatnya di dapur. Perempuan harus mampu menjadi bagian dari agen of change bagi bangsa Indonesia.
Penulis : Sukhowati Vanila