Pena Pijar, Opini – Negara Indonesia adalah negara demokrasi, yakni sebuah negara yang berasaskan kedaulatan rakyat. Asas kedaulatan rakyat yang dikenal sebagai asas demokrasi dan dalam konstitusi banyak negara. Meskipun demikian, setiap negara mempunyai sistem atau mekanisme tersendiri untuk melaksanakan asas tersebut, sebuah negara yang sistem pemerintahannya menganut sistem pemerintahan presidensial.
Dalam konteks ini, rakyat memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan. Rakyat memliki hak bersuara dan memilih untuk mencari seorang pemimpin negara dan wakil rakyat. Indonesia akan mengadakan Pemilu (Pemilihan Umum) pada tanggal 14 Februari 2024. Seseorang yang akan mencalon diri sebagai pemimpin negara atau sebagai anggota DPR akan berlomba-lomba berkampanye untuk menarik perhatian rakyat Indonesia dengan menyampaikan visi, misi, janji manis, dan perubahan karakter seorang paslon.
Karakter seseorang bisa berubah dalam waktu yang tidak lama. Seseorang yang semula tampak jujur, ikhlas, penyabar, mencintai kebenaran, peduli kepada banyak orang, suka menolong dan seterusnya, ternyata bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Orang yang semula dikenal berperilaku jujur ternyata berubah menjadi tidak jujur, suka menyimpang, tidak peduli pada kepentingan orang lain, dan sebagainya. Perubahan karakter ini bisa terjadi karena adanya tujuan terselubung agar selalu terlihat baik di mata rakyat.
Seseorang yang semula dikenal berperilaku jujur, amanah, dan selalu berpegang kepada kebenaran sehingga dipilih menjadi pemimpin, atau pejabat penting, ternyata dalam waktu yang tidak lama berubah menjadi koruptor yang berlebihan menyukai harta bahkan wanita. Lewat proses demokrasi, menjadikan tidak sedikit orang terpilih menjadi bupati, wali kota, gubernur, menteri, dan lain-lain. Orang-orang pilihan tersebut ternyata tidak lama menjadi menyimpang. Mereka akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya. Terkadang mereka akan melakukan hal yang licik untuk menutupi masalah politik yang mereka alami saat pernah menjadi pejabat negara.
Oleh sebab itu, kita sebagai generasi selanjutnya harus pintar-pintar dalam memilih seorang pemimpin. Seperti dalam memahami penyampaian visi misi paslon dengan menganalogikan keadaan Indonesia sekarang. Kita tidak boleh tertipu dengan paslon yang memberikan janji- jani manis saja tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
Penulis: Ibram Ulin Nuha
Penyunting: Putri Sabrina A.