Pena Pijar, Opini – Melihat realita yang ada, tak sedikit orang yang mengabaikan pendidikan. Bagi mereka, pendidikan bisa didapat di luar sekolah seperti belajar sambil main game, belajar sambil nongkrong, dan sebagainya dengan pembenaran alibi mereka bahwa media telah membuat kita bisa segalanya. Menilik sejarah pendidikan terdahulu, dimana semua orang berlomba-lomba dengan semangat yang membara untuk mendapatkan pendidikan yang bagus dalam kondisi yang serba sulit, apakah tak pernah terbesit dalam pikiran kita bahwa era sekarang telah cukup untuk mendapatkan pembelajaran yang baik? Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama diantaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Tantangan di era disrupsi seperti sekarang ini ialah bagaimana cara kita menyerap modernitas dengan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa. Apabila ketahanan budaya kuat maka dengan sendirinya generasi muda memperlihatkan ke-Indonesiaannya, karena pemuda adalah sasaran bangsa yang diharapkan mampu untuk memajukan pendidikan serta mencapai cita-cita bangsa, maka dari itu, pendidikan yang berkebudayaan sangat penting keberadaannya, pemajuan kebudayaan bukan hanya dengan pelestarian kebudayaan itu sendiri, tetapi juga bisa diraih dengan memberdayakan sumber daya manusianya.
Salah satu upaya yang dicanangkan pemerintah dalam pembentukan pendidikan yang berkebudayaan adalah adanya program merdeka belajar, dimana program tersebut untuk menciptakan manusia yang kreatif dan otonom yang didasari oleh kebudayaan, membuka terobosan baru yang lebih terbuka terhadap pola pemikiran yang semula terkekang, serta menanamkan kemandirian dalam belajar. Pada dasarnya, upaya dalam membentuk kemerdekaan berpikir, kemerdekaan dalam berekspresi dan berkreasi, telah terprogram dalam sistem Merdeka Belajar. Tak sia-sia Nadiem Makarim menggagas program yang begitu relevan dalam pembelajaran abad ke-21 ini. Jika Ki Hadjar Dewantara dengan konsep pendidikannya ingin memerdekakan manusia dalam hal pendidikan maka program Merdeka Belajar hadir untuk memerdekakan guru dan siswa yang pada awalnya terbelenggu dengan sekat dan bermacam aturan. Merdeka belajar juga digagas guna mentransformasi pendidikan dari yang semula biasa-biasa saja dan kemudian akan menjadi lebih baik. Salah satu kutipan Ki Hadjar Dewantara yang cukup terkenal yakni “Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan” ibaratnya jika bercocok tanam, yang ditanam adalah pondasi dalam jangka panjang yang hasilnya akan benarbenar terealisasi. Selaras dengan tujuan program merdeka belajar yaitu diharapkan merealisasikan gagasan Bapak Pendidikan nasional dengan adanya pogram ini. Filosofi Ki Hadjar Dewantara mengenai belajar 3 dinding juga linier dengan pogram Merdeka Belajar.
Penulis: Halimatus Sa’diyah