Puluhan mahasiswa Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember terancam batal mengikuti program Kuliah Kerja Pengenalan Lapangan Persekolahan (KKPLP) 2023.
Pasalnya, puluhan mahasiswa tersebut di tolak oleh sekolah sasaran yang telah di tunjuk oleh FKIP sebagai tempat praktek untuk mengajar.
Total 59 mahasiswa ditolak oleh sekolah sesaat sebelum penerjunan. 36 diantaranya dipindahkan ke sekolah lain, dan 23 sisanya harus menunggu sambil mencari sekolah baru.
NS salah satu mahasiswa KKPLP yang ditolak sekolah mengatakan, alasan dirinya ditolak adalah pihak fakultas tidak memberikan konfirmasi kepada sekolah.
Sehingga, pihak sekolah tidak berkenan ditempati KKPLP oleh mahasiswa FKIP Universitas Jember.
“Saat kami observasi kesana, pihak sekolah mengatakan bahwa sekolah belum siap jika di tempati KKPLP, karena belum ada konfirmasi dari pihak FKIP jika sekolah tersebut dijadikan lokasi program KKPLP. Pihak sekolah juga mengatakan saat ini sekolah sedang disibukan dengan kegiatan MPLS,” kata NS kepada Pijar.
Lanjut NS, Ia sangat menyayangkan komunikasi yang kurang baik dari kampus kepada sekolah.
Menurutnya, jika pihak FKIP mau datang ke sekolah untuk melakukan konfirmasi, sekolahpun akan bersedia menerima mahasiswa untuk melakukan program KKPLP di sekolah tersebut.
“Persoalannya kan komunikasi yang belum tuntas, harapannya ya fakultas mau turun tangan,” harapnya.
Meski ada puluhan mahasiswa KKPLP yang nasibnya belum jelas, Senin (17/7/2023), pihak fakultas tetap melakukan penerjunan terhadap 627 mahasiswa.
BM mahasiswa KKPLP yang juga mendapatkan penolakan menerangkan, saat ini nasibnya dan teman-teman yang lain masih terkatung-katung.
Bahkan, kata BM, pihak fakultas meminta mahasiswa KKPLP yang belum mendapatkan sekolah untuk mencari sekolah baru.
“Sekarang nasibnya belum jelas, bilangnya nanti penerjunannya menyusul, tapi kita disuruh observasi sekolah dulu,” ungkapnya.
Ketua Laboratorium KKPLP Slamet Hariadi menjelaskan, persiapan program KKPLP 2023 memang sangat singkat.
Selain itu, jumlah sumberdaya manusia panitia KKPLP disebutnya kurang representatif untuk menjangkau semua sekolah.
Persiapan yang belum matang itu, kata Slamet menyebabkan, ada beberapa sekolah belum dikomunikasikan dengan baik.
Akibatnya, beberapa sekolah itu menyatakan tidak siap untuk di tempati program KKPLP mahasiswa FKIP 2023.
“Waktu persiapan ini sangat mepet karena kami menyesuaikan kalender akademik sekolah dan tenaga kami juga terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk mendatangi sekolah satu persatu” jelasnya.
Sisi lain, UKPM Pijar Pendidikan tengah berupaya mengkonfirmasi pihak sekolah perihak penolakan terhadap mahasiswa KKPLP FKIP 2023. (bni)
