Menu

Mode Gelap
 

Opini · 5 Mar 2022 07:22 WIB ·

Yuk, Jaga dan Lestarikan Budaya Indonesia!  Perayaan Nyepi di Pulau Bali Tahun 2022


 Yuk, Jaga dan Lestarikan Budaya Indonesia!   Perayaan Nyepi di Pulau Bali Tahun 2022 Perbesar

OPINIPIJAR.COM – Selamat tahun baru saka! Pada tahun 2022 ini hari raya Nyepi jatuh pada tanggal 3 Maret 2022.  Pulau bali menyumbangkan banyak subsidi pada perekonomian Negara Indonesia. Pulau Dewata ini mengandalkan pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi. Banyak wisatawan lokal maupun internasional tertarik untuk berkunjung ke pulau Bali. Selain keindahan alamnya Bali juga mempunyai kebudayaan yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini. Di tengah gempuran zaman di masa kini, masyarakat Bali tetap kukuh menjaga dan mempertahankan tradisi dan budaya mereka. Salah satu perayaan besar yang dilakukan masyarakat Bali baru-baru ini adalah merayakan hari raya umat Hindu yaitu “Nyepi”.

Nyepi berasal dari kata sepi yang memiliki arti senyap, sunyi, atau lenggang. Hari Raya Nyepi dilakukan atas dasar penanggalan kalender Saka, yang dimulai sejak 78 Masehi. Pada perayaan Nyepi umat Hindu dilarang untuk melakukan aktivitas apapun di luar rumah. Nyepi bagi umat Hindu bertujuan untuk meminta permohonan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atau disebut juga dengan Dewa oleh umat Hindu. Permohonan itu dilakukan untuk pembersihan dosa dari Bhuana Alit atau alam manusia serta Bhuana Agung atau alam semesta.

Hari raya Nyepi tentu tidak hanya dilakukan di Pulau Bali saja, namun juga dirayakan oleh seluruh masyarakat yang memeluk agama Hindu di Indonesia. Tapi, karena Bali sekarang menjadi satu-satunya pulau di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, maka meskipun tak sepenuhnya salah, ritual Nyepi menjadi Identik dengan budaya dan masyarakat Bali itu sendiri. Saat Hari Raya Nyepi tiba umat hindu akan berdiam diri di dalam rumah selama 24 jam. Dimulai dari pukul 6 pagi hingga pukul 6 padi pada hari berikutnya. Selama itu, masyarakat dilarang untuk menyalakan lampu, listrik, berbicara, dan bekerja ataupun sekolah.bahkan masyarakat non-Hindu dan para wisatawan juga harus melakukan hal itu guna menghormati masyarakat yang merayakannya.

Akhir-akhir ini di media sosial terutama aplikasi hiburan yaitu TikTok ramai dengan munculnya video-video peringatan hari raya Nyepi di pulau Bali yang begitu megah dan menarik. Dua tahun ke belakang ini Hari Raya Nyepi di Pulau Bali tidak dirayakan dengan megah, hal itu terjadi karena merebaknya virus Covid-19 yang semakin meningkat. Namun, tahun ini dengan pertimbangan pemerintah dan pihak yang bersangkutan, memberikan keputusan diperbolehkannya melakukan perayaan Hari Raya Nyepi dengan megah namun tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

Beberapa hal menarik yang dilakukan saat merayakan Hari Raya Nyepi di Indonesa terutama di Pulau Bali yaitu ;

  1. Terdapat pawai ogoh-ogoh sebagai tanda peleburan atas segala sifat buruk yang ada di dalam diri manusia.
  2. Menerapkan caturbrata yaitu Tidak menyalakan api atau listrik (Amati Geni), tidak bekerja (Amati Karya), tidak berpesta (Amati Lelanguan), dan tidak bepergian (Amati Lelungan).
  3. Global Warning, perayaan Nyepi dianggap sebagai kegiatan yang menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Bali bisa menghemat listrik hingga 60 persen dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 33 persen.
  4. Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup sementara, sebagai salah satu bentuk toleransi terhadap sesama penerbangan dari dan menuju Bali ditutup selama perayaan Nyepi tiba.

Itulah beberapa hal menarik yang ada pada perayaan Nyepi tahun ini di Bali. Hal itu menarik para wisatawan lokal maupun manca negara karena hanya terjadi 1 kali selama satu tahun dan hanya di Bali. Selain itu juga menambah wawasan mengenai salah satu budaya di Indonesia.

Yuk kita sama- sama menjaga kelestarian budaya yang ada di Indonesia yang begitu banyak dan berbagai macamnya, mulai dari Sabang hingga Merauke.

*) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Referensi :

https://www.suara.com/news/2022/03/01/172000/tujuan-perayaan-nyepi-di-bali-lengkap-dengan-fakta-menariknya

Penulis : Ulfia Rosyida M

Editor : Miftahur Rofiah

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Benarkah Universitas Impian Menjadi Tolok Ukur Kesuksesan Mahasiswa?

23 April 2024 - 18:59 WIB

Pandai Membaca Manfaat dan Tantangan Teknologi

23 April 2024 - 18:10 WIB

Kecenderungan Perilaku Self-Harm pada Mahasiswa

29 Februari 2024 - 21:47 WIB

Menjadi Warga Bijak dengan Pemilu

13 Februari 2024 - 05:55 WIB

Membangun Citra: Pentingnya Personal Branding di Era Digital

11 Februari 2024 - 22:06 WIB

Perubahan Karakteristik Seorang Paslon dalam Berkampanye untuk Menutupi Masalah Politik Terdahulu

8 Februari 2024 - 19:48 WIB

Trending di Opini