Pena Pijar – Opini, Kita percaya bahwa pendidikan adalah pemutus rantai kemiskinan, sebuah jembatan yang menghubungkan impian dan realitas. Dalam setiap lembar buku yang dibaca, dalam setiap pelajaran yang dipahami dan dimengerti, terjadi harapan yang timbul dan potensi yang makin berkembang. Pendidikan memberikan kesempatan bagi siapapun untuk menggapai cita-cita yang mungkin tampak jauh di depan sana. Setiap investasi dalam pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Sangat disayangkan, ternyata pemerintah memiliki pandangan# berbeda dengan mementingkan Program MBG (Makan Bergizi Gratis) daripada keberlanjutan pendidikan melalui beasiswa khusunya bagi mahasiswa penerima KIP-K.
Berikut beberapa dampak efisiensi anggaran KIP-K:
1. Dampak terhadap Mahasiswa
- Sebanyak 663.821 mahasiswa dari 844.174 mahasiswa on going tidak dapat dibayarkan pada tahun 2025.
- Mahasiswa yang bergantung pada KIP-K terancam putus kuliah akibat penghentian pendanaan.
2. Dampak terhadap Penerimaan Mahasiswa Baru
- Tidak ada penerimaan mahasiswa baru untuk KIP-K tahun 2025.
- Pendaftaran yang dibuka pada 4 Februari 2025 telah menerima 21.131 pendaftar hingga 7 Februari 2025 pukul 16.15 WIB, tetapi berpotensi tidak bisa diproses.
3. Dampak terhadap Ekonomi dan Sosial
- Pemerintah gagal memutus rantai kemiskinan karena banyak mahasiswa dari keluarga miskin tidak bisa melanjutkan kuliah.
- Berpotensi menghilangkan kesempatan bagi sarjana pertama dari keluarga miskin.
4. Dampak terhadap Akses Pendidikan
- Akses pendidikan tinggi untuk kelompok ekonomi rendah menurun, memperlebar kesenjangan sosial.
- Mahasiswa on going yang tidak menerima KIP-K berpotensi mengalami gangguan dalam studi mereka sehingga menyebabkan kegaduhan di masyarakat.
- Dengan berkurangnya dana, kualitas pendidikan yang diterima oleh mahasiswa juga bisa terpengaruh karena institusi pendidikan mungkin tidak dapat menyediakan fasilitas dan sumber daya yang memadai.
5. Dampak Potensial bagi Stabilitas Nasional
- Ketidakpuasan masyarakat akibat pemangkasan dana KIP-K bisa memicu protes dan kegaduhan berskala nasional terutama di kalangan mahasiswa dan keluarga penerima manfaat.
Penulis: Ditu Adi Nugraha
Penyunting: Yulia Masita